TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI MOSEHE (PENYUCIAN DIRI) MASYARKAT SUKU TOLAKI DI DESA LAKOMEA KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN

NARTIN, NIM. 10020101025 (2017) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI MOSEHE (PENYUCIAN DIRI) MASYARKAT SUKU TOLAKI DI DESA LAKOMEA KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN. Skripsi thesis, IAIN KENDARI.

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (633kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (562kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (683kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (470kB) | Preview
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (672kB)
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (460kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (468kB) | Preview
[img]
Preview
Text
LAMPIRAN.pdf

Download (717kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Nama Penyusun : Nartin NIM : 10020101025 Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Islam terhadap Tradisi Mosehe (Penyucian Diri) Masyarakat Suku Tolaki di Desa Lakomea Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah apa latar belakang dilaksanakannya tradisi mosehe, bagaimana prosesi adat mosehe dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap tradisi mosehe masyarakat suku Tolaki di Desa Lakomea Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang dilaksanakannya tradisi mosehe, untuk mengetahui prosesi adat mosehe, dan untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap tradisi mosehe masyarakat suku Tolaki di Desa Lakomea Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan tekhnik wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mengumpulkan data, kemudian diolah dan dianalisis dengan menempuh langkah Reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menemukan: Pertama, latar belakang dilaksanakannya tradisi mosehe pada masyarakat suku Tolaki di Desa Lakomea adalah karena adanya sumpah yang diucapkan saat terjadi konflik, sumpah yang diucapkan dapat merenggangkan hubungan pelaku konflik dan karena merupakan sumpah yang buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial masyarakat Tolaki, maka dianggap dapat mendatangkan musibah bagi penuturnya, oleh karena itu untuk menyucikan diri dari sumpah buruk perlu dilakukan tawar sumpah melalui upacara mosehe sekaligus sebagai sarana penyelesaian konflik. Kedua, Prosesi adat mosehe masyarakat suku Tolaki di Desa Lakomea dilakukan dengan cara mosehe ndiolu yaitu dengan pertama-tama menyiapkan bahan dan mengolahnya kemudian melakukan serangkaian upacara yang diakhir pelaksanaannya dilakukan pemecahan telur sebagai simbol bahwa sumpah telah ditawarkan dan konflik telah diakhiri. Ketiga, mosehe yang dilakukan oleh masyarakat suku Tolaki di Desa Lakomea yaitu akibat adanya sumpah yang terucap, dalam tinjauan hukum Islam memiliki kesamaan yaitu adanya susuatu yang harus ditunaikan untuk menebus sumpah yang terucap (meskipun ada perbedaan syarat sumpah dalam Islam dan adat Tolaki), tetapi perbedaannya adalah pada prosesi dan makna ritual, sehigga tradisi ini termasuk dalam katagori al-urf al-fasid bahkan dapat berakibat sebagai syirik besar, namun dapat menjadi al-urf al-shahih apabila prosesi dan makna pelaksanaannya disesuaikan dengan ajaran Islam dan juga dapat menjadi sarana pelaksanaan syariat Islam dalam masalah sumpah dan juga terbebas dari perkara syirik besar.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Muh. Idris, M.Ag DAN Mahrudin, S.Sos., M.Si
Uncontrolled Keywords: Kebudayaan Suku Tolaki, Mosehe DAN Hukum Islam
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah > Prodi Al-ahlus Al-Shakhshiyyah
Depositing User: Tilman Syah .
Date Deposited: 02 Oct 2018 01:00
Last Modified: 02 Oct 2018 01:00
URI: http://digilib.iainkendari.ac.id/id/eprint/1359

Actions (login required)

View Item View Item