TRADISI PENGOBATAN ACARAMO DI LAU SUKU BAJO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Desa Puupi Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan)

ASRUL DANIRA ARSAL NIM. 15020101005, A (2019) TRADISI PENGOBATAN ACARAMO DI LAU SUKU BAJO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Desa Puupi Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan). Skripsi thesis, IAN KENDARI.

[img]
Preview
Text
COVER DAFTAR ISI ABSTRAK.pdf

Download (587kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB 1.pdf

Download (43kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB 2.pdf

Download (448kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB 3.pdf

Download (136kB) | Preview
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (418kB)
[img]
Preview
Text
BAB 5.pdf

Download (18kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN.pdf

Download (989kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Asrul Danira Arsal, NIM. 15020101005, Judul: Tradisi Pengobatan Acaramo di Lau Suku Bajo Ditinjau dari Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Puupi Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan), (Dibimbing Oleh: Dra. Hj. St. Halimang, M.HI dan Dr. Hj. Ipandang, M.Ag) Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan Tradisi Pengobatan Acaramo di Lau Suku Bajo Ditinjau dari Hukum Islam. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana fenomena pengobatan acaramo di lau suku Bajo? 2) Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap cara pengobatan acaramo di lau suku Bajo? Penelitian ini dilaksanakan di Desa Puupi Kecamatan Kolono selama 2 (dua) bulan sejak Juli sampai Agustus 2019. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung, melakukan pengamatan dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian adalah sandro (dukun), si sakit, kepala desa dan masyarakat Bajo di Desa Puupi. Analisis data menggunakan model analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yang terdiri atas tiga tahapan penting, yakni reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi data Hasil penelitian ini menemukan bahwa: 1) Fenomena pengobatan acaramo di lau suku Bajo, diawali dengan memanggil sandro untuk memeriksa kondisi si sakit. Jika menurut sandro si sakit perlu melakukan ritual acaramo di lau maka akan dilakukan ritual acaramo di lau. Ritual di awali dengan penyediaan bahan sesajen berupa beras, pisang, dupa, daun sirih, rokok yang terbuat dari daun sagu, dan buah pinang yang dibelah dua yang diletakkan di atas wadah yang disebut dupaa. Setelah dibaca-bacai oleh sandro selanjutnya dihanyutkan di laut, jika langsung tenggelam bermakna ritual tersebut diterima, sebaliknya jika masih terapung untuk waktu yang lama menandakan bahwa ritual tersebut belum diterima oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. 2) Pandangan hukum Islam terhadap cara pengobatan acaramo di lau suku Bajo terbagi dua, yang pertama, fenomena ini (acaramo di lau) bisa dilestarikan dalam kehidupan masyarakat suku Bajo, namun harus dilakukan beberapa perubahan yang tampak dalam prosesi tradisi ritual ini. Misalnya menghanyutkan makanan di laut mesti diganti dengan ritual lain seperti membagikan sesajen tersebut pada tetangga atau masyarakat sekitar yang membutuhkan. Menghanyutkan makanan secara sia-sia ke laut adalah tindakan mubazir yang dilarang dalam agama. Kedua, prosesi dalam tradisi ritual ini mutlak ditinggalkan, karena ada semacam pembahauran antara budaya Islam yang memang sengaja disisipkan dan budaya non Islam yang yang menggiring kepada faham dualisme yaitu ajaran Islam dan animisme, sementara Islam mengajarkan kemurnian dalam berbagai segi termasuk dalam manifestasi ajaran-ajaran Islam. ABSTRACT Asrul Danira Arsal, NIM. 15020101005, Title: The Tradition of Acaramo Medichine In Lau Bajo Tribe Judging From Islamic Law (Case Study In Puupi Village,Kolono Subdistrict, South Konawe Regency), (Supervised By: Dr. Hj. St. Halimang, M.HI dan Dr. Hj. Ipandang, M.Ag) This Study is a qualitative research that aims to describe the Tradition of Acaramo Medichine in the lau Bajo Tribe Judge From Islamic Law. The formulation of The Problem in this study are :1) What Is The phenomenon of the treatment of Acaramo in the Bajo tribe ? 2) What is the view of Islamic Law on the treatment of acaramo in the bajo tribe ? this researchwas conducted in puupi village,kolono subdistrict for 2 (two) months from july to august 2019. Data collection techniques are done by conducting interviews in person, making observations and documentation. Data sources in the study were sandro (shaman), the sick, village head and Bajo community in Puupi Village. Data analysis uses the analysis model proposed by Miles and Huberman, which consists of three important stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions and data verification. The results of this study found that: 1) The phenomenon of acaramo treatment in the Bajo tribe, starting with calling Sandro to check the condition of the sick. If according to Sandro, the sick person needs to perform the Acaramo ritual in Lau, then the Acaramo ritual in Lau will be performed. The ritual begins with the provision of offerings in the form of rice, bananas, incense, betel leaves, cigarettes made from sago leaves, and halved betel nuts placed on a container called incense. After being read and read by Sandro then washed away at sea, if it immediately sinks it means that the ritual is accepted, otherwise if it is still floating for a long time it indicates that the ritual has not been accepted by God Almighty. 2) The view of Islamic law towards the treatment of acaramo in the Bajo tribe lau is divided into two, first, this phenomenon (acaramo di lau) can be preserved in the life of the Bajo tribe community, but there must be some visible changes in the procession of this ritual tradition. For example drifting food at sea must be replaced with other rituals such as distributing these offerings to neighbors or communities in need. Carrying food in vain into the sea is a waste of what is forbidden in religion. Second, the procession in the ritual tradition is absolutely abandoned, because there is a kind of confusion between Islamic culture that is deliberately inserted and non-Islamic culture that leads to the dualism of Islam and animism, while Islam teaches purity in various aspects including manifestations of teachings Islam.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: TRADISI PENGOBATAN ACARAMO DI LAU, SUKU BAJO DALAM
Subjects: Hukum Islam
Sosial dan Budaya Islam
Fiqhi
Hukum
Divisions: Fakultas Syariah > Prodi Al-ahlus Al-Shakhshiyyah
Depositing User: Andi Nila Nurfadhilah
Date Deposited: 18 Dec 2019 02:55
Last Modified: 18 Dec 2019 02:55
URI: http://digilib.iainkendari.ac.id/id/eprint/2181

Actions (login required)

View Item View Item