PERBANDINGAN KAWIN LARI PADA SUKU SASAK DAN BUGIS MAKASSAR PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Study Kasus di Desa Langkowala Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana)

I S M A I L, NIM. 14 02 01 01 019 (2018) PERBANDINGAN KAWIN LARI PADA SUKU SASAK DAN BUGIS MAKASSAR PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Study Kasus di Desa Langkowala Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana). Skripsi thesis, IAIN KENDARI.

Preview	Text COVER.pdf Download (300kB) | Preview
Preview	Text BAB I.pdf Download (149kB) | Preview
Preview	Text BAB II.pdf Download (296kB) | Preview
Preview	Text BAB III.pdf Download (148kB) | Preview
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (223kB)
Preview	Text BAB V.pdf Download (96kB) | Preview
Preview	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (110kB) | Preview
Preview	Text LAMPIRAN.pdf Download (381kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK NAMA : I SM A I L NIM : 14020101019 JUDUL : Perbandingan Kawin Lari Pada Suku Sasak Dan Bugis Makassar Perspektif Hukum Islam (Study Kasus Di Desa Langkowala Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana) Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1). Untuk menjelaskan faktor yang menyebabkan terjadinya tradisi kawin lari pada suku sasak dan bugis makassar di Desa Langkowala Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana. 2). Untuk menjelaskan prosesi kawin lari pada suku sasak dan bugis makassar di Desa Langkowala Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana. 3). Untuk menjelaskan perspektif hukum Islam terhadap tradisi kawin lari pada suku sasak dan bugis makassar di Desa Langkowala Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). Apa faktor penyebab terjadinya kawin lari pada suku sasak dan bugis makassar. 2) bagaimana prosesi kawin lari pada suku sasak dan bugis makassar. 3) bagaimana perspektif hukum Islam tentang kawin lari pada suku sasak dan bugis makassar Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan yuridisnormatif dan pendekatan yuridis empiris. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Selanjutnya, metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan studi dokumentasi. Kemudian, tehnik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kemudian pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor penyebab terjadinya kawin lari pada suku sasak yaitu mngikuti tradisi yang turun temurun dari nenek moyang. Sedangkan faktor penyebabnya kawin lari pada suku bugis yaitu: a). Berbeda pilihan orang tua, b). Status sosial ekonomi, c). pergaulan bebas. Adapun prosesinya pada suku sasak yaitu, a). midang, b). merariq atau memaling, c). sejati selabar, d). ngawenang, e). sorong serah, f). ngelewak ngerapah. Sedangkan pada suku bugis yaitu, Proses pernikahannya dilakukan dengan wali hakim jika tidak mendapat izin dari orang tuanya. tapi jika mendapat izin, maka dilakukan Proses a’baji ini dapat dilakukan apabila sudah meminta izin kepada kedua orang tua perempuan dan apabila sudah disetujui, maka selanjutnya dilakukan acara damai. Adapun perspektif hukum Islamnya yaitu, pada suku sasak metode kawin lari ini tetap sah. Karena dalam kelangsungan akad nikahnya tetap memenuhi syarat dan rukun sebagaimana yang telah disyari’atkan Islam. Sedangkan pada suku bugis makssar dalam kasus silariang terkadang ada pelaku yang memang seumur hidupnya tidak mendapatkan izin (rella) perwalian dari wali nasabnya. Jadi, perwalian itu tidak jelas kedudukannya maka dari itu tetap tidak sah dimata agama dan dikatakan berzina seumur hidup akibat tidak dapat izin menikah dari orang tua, terutama orang tua perempuan.

Actions (login required)

View Item