PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP WALIMATUL ‘URS PADA ADAT PERKAWINAN SUKU BUGIS DI KECAMATAN KOLAKA KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA

TAUFIK NUR, NIM. 16040203017 (2018) PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP WALIMATUL ‘URS PADA ADAT PERKAWINAN SUKU BUGIS DI KECAMATAN KOLAKA KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA. Masters thesis, IAIN KENDARI.

Preview	Text COVER.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text BAB I.pdf Download (644kB) | Preview
Preview	Text BAB II.pdf Download (999kB) | Preview
Preview	Text BAB III.pdf Download (508kB) | Preview
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
Preview	Text BAB V.pdf Download (501kB) | Preview
Preview	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (506kB) | Preview
Preview	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Taufik Nur, 2018, 16040203017, Prespektif Hukum Islam Terhadap Walimatul „Urs pada Adat Perkawinan Suku Bugis di Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka , Sulawesi Tenggara , rumusan masalah 1) Bagaimana pelaksanaan walimatul „urs dalam adat perkawinan suku Bugis di Kecamatan Kolaka , Kabupaten Kolaka , 2) Bagaimana pandangan Tokoh Agama tentang pelaksanaan walimatul „urs dalam adat suku Bugis?, 3) Bagaimana prespektif hukum Islam terhadap walimatul urs dalam adat perkawinan suku Bugis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan walimatul „urs dalam adat perkawinan suku Bugis di Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka, untuk mengetahui pandangan Tokoh Agama terhadap walimatul „urs dalam perkawinan suku Bugis di Kecamatan Kolaka dan untuk menguraikan perspektif hukum Islam terhadap walimatul „urs dalam adat perkawinan suku Bugis. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif syar‟i , dengan Jenis penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber primer dan sumber sekunder dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan melakukan langkah-langkah: Koleksi Data, Rehabulasi Data, Penyajian data dan Kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah walimatul „urs bagian yang tidak terpisahkan dari perkawinan suku Bugis di Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka,bahkan mereka merasa malu ( siri‟ ) jika tidak melaksanakannya sehingga ada pemaksaan diri walaupun dengan cara berutang. di dalam kegiatan tersebut disajikan nasehat perkawinan tamu undangan laki-laki dan perempuan bercampur baur ( ikhtilath ) dan dihibur oleh musik dan penyanyi yang tidak Islami . Tokoh Agama di kecamatan Kolaka memandang bahwa walimatul „urs dalam perkawinan adat suku Bugis di Kecamatan Kolaka sangat berlebihan dan terkesan ingin menampakkan strata sosial di masyarakat sehingga tidak lagi memperhatikan subtansi diadakannya walimatul „urs yaitu sebagai bentuk ibadah kepada Allah swt dan penyiaran perkawinan agar tidak terjadi fitnah di tengah masyarakat ketika kedua mempelai berjalan berduaan. Jika ditinjau dari perspektif hukum Islam maka walimatul „urs dalam perkawinan suku Bugis ada yang yang sesuai dengan hukum Islam dan ada yang bertentangan dengan hukum Islam. Adapun yang sesuai dengan hukum Islam adalah adanya nesehat perkawinan yang sangat bermanfaat baik bagi kedua pengantin maupun tamu undangan dan mengundang sanak keluarga dan tetangga untuk menikmati makanan yang disediakan. Adapun yang bertentangan dengan hukum Islam adalah walimatul „urs dilaksanakan dengan cara sangat berlebihan yang di dalamnya ada tabzir ( mubadzir ) , tamu undangan laki-laki dan perempuan tidak ada batas sehingga mereka bercampur baur ( ikhtilath ) serta mereka dihibur dengan musik dan penyanyi wanita yang tidak Islami.

Actions (login required)

View Item