BARTER RUPIAH KE BERAS SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN PENGILINGAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Pekerja Pengilingan Padi Di Kel. Unaaha Kec. Unaaha Kabupaten Konawe)

MUHAMMAD HARUN ARASID, NIM : 09020103017 (2016) BARTER RUPIAH KE BERAS SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN PENGILINGAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Pekerja Pengilingan Padi Di Kel. Unaaha Kec. Unaaha Kabupaten Konawe). Skripsi thesis, IAIN KENDARI.

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (500kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (308kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (478kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (319kB) | Preview
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (789kB)
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (292kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (293kB) | Preview
[img]
Preview
Text
LAMPIRAN.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Nama Penyusun : Muhammad Harun Arrasid NIM : 09020103017 Judul Skripsi : Barter Rupiah Ke Beras Sebagai Alat Pembayaran Pengilingan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Perkerja Pengilingan Padi Di Kelurahan Unaaha, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe) Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui besaran upah adil dan diterima masing-masing pihak antara pekerja pengilingan, pihak pemilik pengilingan dan si pemilik gabah untuk menghindari perselisihan terutama antara pengusaha dan pekerja hal ini disebabkan tenaga kerja merasa hak-nya tidak terpenuhi, serta melihat dalam sudut pandang ekonomi islam sistem pengupahannya dan bentuk pertukarannya rupiah ke beras sebagai alat pembayaran. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif mengunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi untuk mengumpulkan data kemudian di anlisis mereduksi data, menyajikan data, dan memverifikasi Berdasarkan hasil penelitian ditemukan Pengupahan tidak berbentuk uang adalah tradisi turun temurun, sama-sama tidak merasa tidak lebih untung atau dirugikan. Sudah menjadi kebiasaan para petani desa sehingga masyarakat tinggal mengikuti saja kebiasaan pengupahan itu sampai sekarang. Akad yang sudah menjadi tradisi turun temurun sudah ada saling memahami dan rela diantara petani dan pemilik jasa giling dengan pertimbangan tidak ada yang dirugikan. Jadi, besaran upah tenaga kerja yang diterima kisaran an tara Rp. 5.000 Sampai dengan Rp. 7.000 perkarung, kemampuan mengiling dalam sehari 50 karung sampai dengan 200 karung, jadi uang yang diterima dalam sehari itu antara Rp. 250.000 sampai dengan Rp. 1.400.000 dibagi dua orang antara pekerja pengilingan Rp 125.000 atau Rp. 700.000 dan si pemilik mesin Rp 125.000 atau Rp. 700.000 dengan Nisbah 50 banding 50. Kondisi Pasar saling berkaitan, saling pengaruh mempengaruhi dan saling bergantung dengan yg lainya Hubungan timbal balik antara kedua Kenyataanya harga di pasar yang satu ikut mempengaruhi harga di pasar-pasar lain baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, membentuk mata rantai perubahan yang akan terjadi pada kenaikan upah perkerja.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: DR. H. RUSDIN MUHALLING DAN MUHAMMAD TURMUDI
Uncontrolled Keywords: BARTER RUPIAH, ALAT PEMBAYARAN PENGILINGAN, EKONOMI ISLAM
Subjects: Sosial dan Budaya Islam
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam > Prodi Perbankan Syariah
Depositing User: Tilman Syah .
Date Deposited: 19 Oct 2017 01:47
Last Modified: 19 Oct 2017 01:47
URI: http://digilib.iainkendari.ac.id/id/eprint/498

Actions (login required)

View Item View Item